MangaDex mengumumkan di situs resminya bahwa NamiComi akan mengambil alih pengelolaan situs tersebut setelah sekitar 7.000 judul manga terkena permintaan takedown (penghapusan) DMCA.
“NamiComi telah setuju untuk mengambil alih pengelolaan situs dan domainnya; tidak ada transaksi yang dilakukan,” tulis pernyataan resmi mereka.
Meski terdampak cukup besar, MangaDex menegaskan bahwa mereka tidak berencana untuk menutup situsnya.
Penutupan sejumlah situs agregator manga belakangan ini menyebabkan lonjakan trafik ke MangaDex, yang pada akhirnya memicu peningkatan tajam dalam jumlah permintaan takedown.
Platform tersebut menjelaskan bahwa lonjakan permintaan takedown telah melebihi kapasitas mereka untuk menanganinya sendiri, sehingga mendorong keputusan untuk bermitra dengan NamiComi, yang memiliki kerangka hukum yang lebih cocok untuk menangani masalah seperti ini.
“Penutupan sejumlah situs agregator belakangan ini telah mendorong pertumbuhan MangaDex yang sangat cepat. Selama ini, kami hanya menerima sedikit permintaan takedown, namun jumlahnya kini meningkat drastis hingga kami tak lagi mampu menanganinya sendiri. NamiComi memiliki kerangka hukum yang dibutuhkan untuk melangkah maju dan menjamin keberlanjutan MangaDex dalam jangka panjang.”
Mereka juga menegaskan bahwa pengembangan fitur untuk meningkatkan pengalaman pengguna akan tetap berjalan, meskipun saat ini sedang menghadapi tantangan akibat peningkatan pengawasan hukum.
Apa sebenarnya arti dari semua ini?
NamiComi adalah platform yang menampung manga dan webtoon yang diterbitkan secara mandiri oleh para kreator. Dengan langkah ini, kemungkinan besar MangaDex sedang bergerak menuju ekosistem konten orisinal yang mendukung para kreator, sebagai upaya untuk menghindari masalah hukum dan pelanggaran hak cipta.
Judul-judul yang sudah dihapus kemungkinan besar tidak akan kembali ke situs tersebut, karena MangaDex telah menyatakan dalam bagian FAQ mereka bahwa mereka akan mematuhi semua permintaan takedown sesuai DMCA.
Judul-judul populer yang telah dihapus sebelumnya diunggah oleh berbagai grup scanlation di situs tersebut. Kecuali mereka memiliki dasar hukum untuk merilis seri-seri tersebut di luar perilisan resminya, judul-judul itu akan tetap tidak tersedia.
Para penggemar juga mempertanyakan hubungan antara NamiComi dan MangaDex, dengan beberapa orang berspekulasi bahwa para admin mungkin ingin memanfaatkan popularitas platform MangaDex untuk mendongkrak NamiComi.
Ini bukan pertama kalinya sebuah situs bajakan beralih ke distribusi komik legal. Sebelumnya, Manga Rock menutup layanannya dan meluncurkan INKR.
Sepanjang bulan Mei, MangaDex mengalami gelombang besar permintaan takedown DMCA.
Penghapusan konten ini bukan berasal dari satu permintaan DMCA saja, melainkan dari serangkaian permintaan yang terus-menerus selama periode waktu tertentu. Data dari Lumen, pelacak DMCA sumber terbuka, menunjukkan bahwa MangaDex menerima permintaan DMCA hampir setiap hari selama Mei 2025, bahkan beberapa permintaan tercatat pada tanggal 14 Mei saja.
Penerbit-penerbit yang terlibat disebut mencakup nama-nama besar seperti Kodansha, Square Enix, Shogakukan, One Peace Books, Houbunsha, Lezhin, Webtoons, Shinchosa, AlphaPolis, Mag Garden, dan Bunkasha. Laporan menyebutkan bahwa lebih dari 100 permintaan takedown diajukan hanya dalam kurun waktu dua hari terakhir.
MangaDex sendiri beroperasi sebagai platform non-profit yang menampung scanlation — yaitu chapter manga yang diterjemahkan dan diedit oleh komunitas penggemar. Bagi banyak pembaca internasional, MangaDex menjadi salah satu cara utama untuk mengakses judul-judul yang belum mendapat lisensi resmi atau belum tersedia di wilayah maupun bahasa mereka.
Menurut data dari Similarweb, situs mangadex.org mencatat 68,8 juta kunjungan hanya dalam satu bulan terakhir.
